kartini |
tanggal 21 April bentar lagi, tiap tahun kita pasti merayakan hari kartini,
pasti kalau bilang hari kartini yang diinget sanggul sama kebaya yang dipake
anak sekolahan, trus di dandanin menor kaya orang mau kondangan. Tapi kita
pernah tahu gak sebenarnya Kartini itu siapa??? Apakah dia beneran tokoh
feminis??? Emansipasi yang kaya gimana sih yang di pengenin sama Kartini, Pernah
tahu Kartini Agamanya apa??? Terus tahu gak “habis gelap terbitlah terang” itu
terinspirasi dari Al-Qur’an???
Sebelumnya
kita harus tahu sejarah tentang Kartini. Sebenernya kalau kita ngomongin Kartini,
kayanya gak bakalan habis dibahas. Banyak tulisan yang ngulas tentang dia baik
penulis luar ataupun dalam negeri, tujuannya sih beda-beda, tergantung
kepentingannya buat apa.
Yang
kita tahu nama lengkap dia adalah Raden Adjeng Kartini, tapi setelah nyari,
banyak data yang bilang kalau nama sebenernya yang lebih tepat itu adalah Raden
Ayu Kartini, Kartini lahir di Jepara jawa tengah, tanggal 21 April 1879.
Kartini
itu anak priyayi atau bangsawan jawa, anak dari Raden Mas Sosroningrat, bupati
jepara. Kartini itu anak dari istri pertama, tapi bukan istri utama, tahu
alasannya kenapa??? Dulu jaman kolonial Belanda, kalau orang mau jadi bupati
harus punya istri dari kalangan bangsawan, sedangkan ibunya Kartini yang
bernama M.A. Ngasirah hanya anak dari guru agama yang bernama Nyai Haji siti
Aminah dan Kiayi Haji Madirono di Telukawur, jepara. Nah jadilah bapaknya nikah
lagi sama Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), saat itu poligami hal yang biasa
banget deh, Raden Adjeng Woerjan ini
keturunan langsung Raja Madura, makanya abis nikah bapaknya Kartini di angkat
jadi bupati Jepara.
Kartini
keturunan dari orang-orang yang pinter, bahkan kakak Kartini yang bernama
Sosrokartono, adalah orang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai umur 12 tahun
Kartini sekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini Kartini belajar Bahasa
belanda juga, tapi pas umurnya udah 12 tahun Kartini udah gak boleh sekolah
lagi, karena dulu di umur segitu perempuan udah bisa di pingit, jadi harus
tinggal di rumah.
Tapi
semangat buat belajarnya gak pernah putus, karena dia bisa bahasa Belanda, di
rumah dia mulai belajar sendiri, dan mulai nulis surat buat temen-temenya yang berasal dari Belanda,
salah satunya sama Rosa Abendanon. Dari buku, majalah, dan koran Eropa, Kartini
tertarik sama kemajuan berpikir perempuan Eropa, dari situ Kartini pengen
ngemajuin perempuan pribumi juga. Nah itu sebabnya Kartini di anggap pelopor
pejuangan emansipasi di Indonesia, malahan akhir-akhir ini dia sering di
hubungkan sama feminisme. Tahu kan feminisme itu apaan??? Feminisme itu adalah
pandangan di mana perempuan seharusnya memiliki kebebasan secara penuh dan
individual, aliran ini merupakan gerakan perempuan yang menuntut emansipasi
atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria.
Apa
yang sering kita dengar atau yang sering orang omongin tentang Kartini itu
sebenernya cuma sebagian dari proses hidupnya yang gelisah, tapi proses
akhirnya gak banyak terungkap. Padahal
menjelang akhir khayatnya, pemikiran Kartini telah banyak berubah.
Gak
salah juga sih ada orang yang bilang gitu karena awalnya emang Kartini di
anggap memperjuangkan Emansipasi, mendobrak adat, dan berkiblat ke Barat, serta
mengkritisi Islam. Gak heran kalau Kartini berpikiran gitu, karena di awal udah
di singgung Kartini sering surat-suratan sama orang Barat yang punya niat
membaratkan kaum ningrat di Indonesia, gak lain gak bukan tujuan akhirnya
adalah agar mereka tidak melakukan perlawanan sama pemerintah Hindia Belanda
pada jaman itu.
Sebenernya
benarkakn emansipasi yang diinginkan kartini itu sama seperti yang sering di
teriakan sama kaum perempuan jaman sekarang??? Ayo coba kita bandingkan. Pada
jaman sekarang perempuan selalu bertindak atas dasar emansipasi “perempuan itu
memiliki hak yang sama dengan laki-laki, tidak boleh ada yang melarang
perempuan untuk melakuakan hal yang sama kaya laki-laki”. sekilas
itu kaya bener, tapi sebenernya bukan itu yang di pengenin sama Kartini, dia
hanya pengen pembebasan hak-hak perempuan yang terlalu di kekang saat itu,
contohnya dulu perempuan gak boleh sekolah, gak boleh keluar rumah,
Tapi
jaman sekarang banyak sekali yang , mengatas namakan Kartini untuk berbagai
kepentingan kelompok, golongan maupun individu. Malah sebagian besar perjuangan
mereka ini adalah kesetaraan gender, yaitu persamaan hak-hak laki-laki dan
perempuan, ada yang salah??? Gak ada emang kalau hak-haknya gak bergeser, tepat
pada tempatnya, setiap manusia emang memiliki hak, tapi antara laki-laki dan
perempuan itu punya perbedaan yang amat jelas, lagi pula tak ada yang pernah mau menyamakan kewajiban. Bahkan tokoh
feminis sering ngomong “kalau lelaki di perbolehkan pologami, kenapa perempuan
gak boleh poliandri???”, jadi benarkan ini yang diinginkan Kartini???.
Dari
sisi spiritual keagamaan Kartini, punya banyak penilaian karena sering
bersinggungan dengan banyak hal dan banyak orang yang punya banyak kepentingan.
Ada
usaha untuk mengambarkan kalau Kartini itu sosok perempuan yang menganut faham
Singkretisme,karena Kartini mengatakan bahwa dia anak Budha, sebab itu dia
pantang daging.waktu dia sakit keras, Dokter yang nanganin gak bisa ngobatin,
sampe akhirnya ada narapidana asal cina yang nawarin bantuan, buat ngobatin
dia, dan di ijinin sama ayahnya. Pas itu Kartini suruh minum air abu lidi dari sesaji yang biasa di
persembahkan kepada patung kecil Dewa Cina, makanya dia dianggap sebagai anak
leluhur Santi-kong dari Walehan, setelah minum air abu lidi persembahan untuk
patung Budha, Kartini memang sembuh. Nah sejak saat itu Kartini pantang makan
daging.
Tak
hanya itu Kartini pun sempat di kabarkan sebagai Theosofi. Dalam catatan Saidi,
orang-ornag Belanda gagal mengajak Kartini ke Belanda. Karena gagal maka mereka
menyusupkan ke dalam kehidupan Kartini seorang gadis kader zionis bernama
Josephine Hartseen.
Yang
berperan penting untuk merekatkan hubungan Kartini dengan para elit belanda
adalah Cristian Snouck Hurgroun jeorang yang mendorong Abendanon agar
memberikan perhatian lebih kepada Kartini bersaudara. Hurgronje adalah sahabat
Abendanon yang di anggap oleh Kartini mengerti tentang hukum agama Islam.
Sampailah pertemuan Abendanon dengan Kartini di
Jepara.
Sebagai
seorang orientalis, aktivis geraka politis etis, dan penasehat Hindia Belanda, Snouck
Hurgronje juga menaruh perhatian kepada anak-anak priayi jawa lainnya, Hurgronje
berperan mencari anak-anak dari keluarga terkemuka untuk mengikuti system
pendidikan Eropa agar proses Asimilasi berjalan lancar.
Gerakan
ini sama persis dengan gerakan Freemasonry, dengan lembaga ”Dienaren van Indie”
(Abdi Hindia) di Batavia, yang menjaring anak-anak muda yang mempunyai minat
dan bakat untuk mendapatkan beasiswa, kader-kader ”Dienaren van Indie” kemudia
banyak yang menjadi anggota Theosofi dan Freemasonry.
Surat-surat
Kartini kepada Abendanon. Orang yang di anggap cocok sama kehidupan batinnya
dan hanya dia orang satu-satunya yang tahu. Seperti yang di tulis di
surat-suratnya, Kartini mengakuai kalau ada orang yang mengatakan bahwa dirinyaTheosofi,
tanpa sadar dirinya telah masuk ke dalam
pemikiran Theosofi.
Bahkan
Kartini mengaku di perkenalkan pada ritual memanggil Roh, seperti yang banyak
di lakukan oleh kaum Theosofi. Semangat perjuangan dan pemikiran Kartini juga
sama seperti kaum Theosofi. Inilah kemudian, banyak para humanis menjadi
sahabat akrab Kartini.
Kartini jilabab |
Selain
teman yang seperti itu, kaum Muslimin di sekeliling Kartinipun memiliki
pemahaman yang salah terhadap Islam, mereka mengajarkan Agama Islam, tapi gak
pernah faham apa yang di ajarkan.
Kartini
pernah berkeluh kesah di surat yang di kirimkan kepada temanya yang bernama
Stella “Bagaimana aku bisa mencintai Agamaku kalau aku tak mengerti dan
memahaminya, Al-Quran terlalu suci, tidak boleh di terjemahkan ke dalam bahasa
apapun, di sini tak ada yang mengerti Bahasa arab. Orang-orang di sini belajar
membaca Al-Quran tapi tak mengerti apa yang di bacanya. Kupikir pekerjaan orang
gilalah, orang yang di ajar membaca tapi tak mengerti apa yang di bacanya”
[surat kepada Stella, 6 Nov 1899]
Emang
pada saat pemerintahan Hindia Belanda, umat muslim di bolehin baca Al-Quran
tapi gak boleh di terjemahin, Cuma boleh belajar baca huruf arab(dan sampai
sekarang masih seperti itu) ini taktik Belanda supaya umat Muslim Indonesia tak
faham Al-Quran dan tak mengangkat senjata untuk melawan Kafir Belanda.
Suatu
hari Kartini pergi ke rumah pamannya(Bupati Demak) yang sedang mengadakan
pengajian bulanan khusus untuk anggota keluarga. Kartini tertarik pada materi
yang sedang di berikan yaitu tafsir Alfatihah, oleh kiyai sholeh Darat. Setelah
selesai pengajian Kartini mendesak pamannya untuk di pertemukan dengan kiayi
sholeh Darat. Kartini menceritakan bahwa baru kali ini, dia mengerti makna dan
arti surat Alfatihah, yang isinya begitu indah menggetarkan hati.
Menurut
catatan cucu kiayi Sholeh Darat, Kartini pernah punya pengalaman yang tak
menyenangkan saat mempelajari Islam, guru ngajinya marah karena Kartini
menanyakan arti ayat Al-Quran.
Akhirnya
kiayi Sholeh Darat, menerjemahkan Al-Quran, di tulis pake huruf arab
gundul(pegon), sehingga tak di curigai penjajah, kitab tafsir dan terjemahan
pertama ini di namakan kitab ar-rahman, tafsir pertama dengan bahasa jawa dan
huruf arab. Melalui terjemahan kiyai Shaleh Darat itu juga, Kartini menemukan
ayat yang menyentuh nuranunya “Orang-orang beriman dibimbing Allah dari
gelap menuju cahaya (Q.S. al-Baqarah: 257).”
Dari
situ banyak surat yang di kirim ke Abendanon pake kata “dari gelap menuju cahaya” yang di tulis pake bahasa Belanda “Door
Duisternis Toot Licht.” Yang akhirnya di terjemahin balik ke bahasa
Indonesia jadi “habis gelap terbitlah terang”. Banyak orang yang gak tahu
tentang perjalan Kartini menemukan Islam dan perubahan pola pikirnya.
Sahabat emansipasi seperti apakah yang kalian
perjuangkan sekarang?? Benarkah itu yang di perjuangkan Kartini dulu???
Setelah membaca sejarah secara rinci, Kartini tak
meminta emansipasi, Cuma menuntut hak perempuan untuk dapetin pendidikan, kalau
kita jeli mempelajari sejarah, sebenernya semangat Kartini bukan semangat
Emansipasi, tetapi menuntut bahwa perempuan juga seharusnya di berikan hak
untuk mendapat pendidikan, karena pendidikan jendela dari seluruh kemajuan.
Semoga tulisan ini bisa membuat kita tak hanya
memperingati tanpa tahu maknanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar